Laman

Senin, 22 April 2013

Catatan Akhir Dinas

"Kalau ke jawa,, mampir nduk..bilang (Mas, aku pengen jalan-jalan) ntar tak antar keliling Jogja.. Mudah-mudahan kamu bisa lanjut kuliah ke sana, jangan sungkan yo nduk, tak anggep adekku, udah ngerawat masmu ini, semoga jadi bidan yang sukses,, "

"Injeh mas,," Aku terus membersihkan luka combustio (luka bakar) yang melumuri tubuhnya. "Hani pengen juga ke sana lagi,, insya Allah, jika ada rezeki, kesempatan dan umur panjang tak samperin toh masnya,," 

Subhanallah kekuasaan-Mu Rabb, luka bakar yang memenuhi sekujur tubuh laki-laki berdarah jawa itu sudah tampak memerah dan matang. Artinya, lukanya sudah mulai membaik, harus dirawat dengan GV (ganti perban / perawatan luka) setiap pagi dan sore. Aku juga sedang mencari target GV tersebut untuk mengisi buku biru (Laporan hasil dinas).

Mas Sipiyadi namanya, usia 28 tahun. Bekerja disalah satu proyek bangunan. kejadiannya mengerikan, katanya tersetrum listrik ketika bekerja. Bapak tercinta yang menjaganya dengan penuh kesabaran. Mereka sudah mengaggapku seperti keluarganya, aku juga hampir setiap hari merawat lukanya, mas baruku itu seolah tak pandai mengeluh dengan keadaannya. "Nasib ini nduk,,,maunya yang Maha Kuasa" kalimat itu yang kerap kali kudengar darinya.
_____________________________________________________________________________

Dinas kali ini memang berbeda. Aku yang belum pernah dinas malam, sekarang merasakannya. Dalam 3 minggu CI lapangan membagi jadwal dengan 3x dinas malam. Mmm seru, meski hanya terlelap satu jam. Ini dinas kedua, dinas pertamaku selalu jadwal pagi selama 2 minggu. Di rumah sakit yang berbeda, ruangan yang berbeda pula. Pasien yang begitu akrab menyapaku dengan panggilan "Hani...." plus senyum mengembang. Kak Ana namanya, lumayan lama dia dirawat sehingga keakraban kami terjalin. "Han, kakak minta numb HP nya donk. Biar bisa smsan dan telponan :D" 
"Boleh,,, dengan senang hati ^_^"
Wah, aku lumayan takjub dengan keramahannya, tak jarang ibunya yang menjaga 24 jam keruangan untuk meminta bantuanku. Infusnya sering macet. Ya, kak Ana tersayang memang langggangan macet :D. 
Setiap kali lewat ruangannya, dia selalu menyapaku " Hani... ^_^" begitu cerianya dia.
Hari itu,, pertama kalinya aku menyaksikan kemarahannya. air matanya mengalir. Dia memukul-mukul tempat tidur. Betapa kagetnya aku ternyata dia meratapi kakinya yang tidak bisa digerakkan. Ya, Hani tahu kak pasti rasanya sangat menyakitkan. menyayat hati. Tapi, Allah masih menguatkan akar hatimu untuk tetap tersenyum menghadapi ujian-Nya. 
Terimakasih telah perhatian padaku. Kak Ana yang menelponku ketika 3 hari izin istirahat. ketika aku mengganti dinas, eh kak masih ada di ruangan. sekarang dengan kondisi yang lebih membaik... "Sempat-sempatnya ya kakak nungguin giliran Hani dinas baru mau pulang. blum ketemu Hani belum sah yeee :D" gurauan dihari itu memecah keheningan. menabur bunga-bunga kebahagian dan aroma semerbak ukhuwah Islamiyah.

__________________________________________________________

Bersambung ^_^

Mau kuliah dulu ya,, nanti kita sambung lagi ceritanya :D
Selalu, Aku si pencuri waktu. Untuk menggoreskan mata pena :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar