Laman

Kamis, 29 Maret 2012

Lagi-lagi BBM



 “BBM naik lagi..!” Hum pastinya kalimat itu sudah tidak asing lagi terdengar di kalangan masyarakat kita, tidak menutup kemungkinan kalimat tersebut juga akan bahkan sudah terlontar dari mulut kita sendiri. Betapa tidak, sebagai mahasiswa khususnya saya pribadi yang masih di biayai oleh orang tua tentunya merasa cemas sekaligus resah dengan kabar kenaikan harga BBM itu sendiri.
Lalu bagaimana dengan saudara-saudara kita yang tidak berkecukupan, tentunya mereka sangat sedih bahkan shok mendengar rencana kenaikan harga BBM ini. Pasalnya untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari saja mereka sulit apalagi beban yang akan terus bertambah dengan kenaikan harga BBM, sikologis mereka terus di guncang dengan naiknya harga pangan sudah terlebih dulu melangit. Di perkirakan kenaikan harga barang akan signifikan dari harga semula, saat ini saja beberapa bahan pokok sudah naik 15%, bagaimana jika BBM jadi naik?
Tak cuma itu banyak sekali dampak yang akan timbul akibat rencana kenaikan BBM ini. contoh konkritnya saja sekarang ini sebagian kelompok masyarakat sudah mulai menimbun BBM untuk mengeruk keuntungan. Saya sempat terhenyak dengan kabar yang di bawa teman sekelas saya Rasyid, “Takut rasanya ana mau ngisi bensin di jalan lagi, kemarin pas ana ngisi tu bensinnya dicampur air! Sekarang tu ana bela-belain buat antri di SPBU.” Miris sekali, meskipun aksi itu sudah lama di lakukan oleh sebagian penjual bensin yang ada di tepi jalan. Saya yang juga terbiasa membeli bensin di tepi jalan, tak jarang perasaan khwatir bensin itu di campur air menghantui. Jujur saja saya paling malas kalau yang namanya antri sepanjang jalan, terlalu banyak memakan waktu.
Selama ini pemerintah memang telah memberikan subsidi kepada rakyat, tapi kenapa bantuan itu harus di pukul rata? Apakah tidak bisa di fokuskan pada rakyat miskin saja bantuan itu?  Jadi, warga kaya yang umumnya sudah memiliki kendaraan roda empat  tidak perlu di subsidi sehingga tidak menimbulkan beban sikologis yang terlalu berat terhadap rakyat umum yang mayoritas miskin. Untuk mengurangi dampak negatif  kenaikan harga BBM pada warga miskin, pemerintah memberikan empat kompensasi. Pertama, BLT 150 ribu kepada 18,5 juta rumah tangga selama sembilan bulan.kedua, penambahan subsidi siswa miskin. Ketiga, penambahan jumlah penyaluran raskin. Keempat, subsidi pengelola angkutan masyarakat. Meskipun begitu tetap saja biasanya di lapangan berbeda dan tidak maksimal. Dan kompensasi kenaikan harga BBM hanya diberikan sampai akhir 2012. Nah, setelah akhir tahun nanti bagaimana nasib saudara kita tersebut?



            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar