Kamis, 14 Februari 2013

My Lovely Sist!




Aku bahkan tak mengenalmu sama sekali kala itu. kau hadir menyapaku, bahkan mengikutiku. Waktu matahari sepenggalah naik menjadi saksi bisu jejak kita. Kau mendekatiku, masih dengan mushaf ungu  kesayanganku. Aku lupa surah apa yang sedangku baca saat itu. kau membenarkan bacaanku yang kurang fasih. Dengan senang hati aku memintamu untuk tetap menyimak dan membenarkan bacaanku. 
Hari ini aku mencoba mengingat semua tentang kita, Aku dan kamu. Karena aku sangat merindukanmu! 


Siang itu, perkuliahan telah usai. Kita shalat berjamaah di mesjid kampus. Rumah Allah yang telah menyatukan hati kita. “Kamu kenapa han?” kau tampak cemas melihat keadaanku yang merintih menahan sakit. “Maag hani kambuh sus. Kepala hani juga pusing sekali.”
“Wajahmu pucat sekali han, kamu mau susi belikan makan?” sungguh kau begitu perhatian denganku. Aku bersyukur Allah telah mengirimmu, menolongku.
Suasana kelas gaduh. Betapa tidak, setiap mata kuliah yang dua kali pertemuan seminggu itu telah membuat panik seluruh mahasiswa bimbingan konseling islam. Kami harus membawa karya setiap kali pertemuan. Sangat berat bagi teman-temanku termasuk dirimu kak, untuk menulis. “Kalau yang seperti ini sudah bisa menghasilkan uang sendiri.” Pengampu bahasa Indonesia memegang kertas yang berisi tulisanku sebanyak 4 lembar kertas A4.
Hei, kau ingat ketika siang yang sendu itu membuat perutku lapar karena tak sempat sarapan pagi?. “Sus, ada kegiatan lagi gak?” tanyaku diparkiran depan kelas. “Gak ada han,kenapa?” Kau tersenyum padaku diatas miomu itu. “Yok, temankan hani makan.”
“Boleh, dimana?”
“Dimana aja, biasanya susi makan dimana?”
“Kalau kantin depan gimana?”
“Ayok”
Tempat makan yang berada diluar kampus itu tampak ramai dikunjungi pelanggan. Seingatku, kamu pesan menu bakwaan dikuahin. Hei aku belum pernah makan bakwaan dikuahin. “Iya aku mau coba.” Sahutku semangat. “O ya Han, jujur susi kagum sama hani. Kok bisa nulis sebanyak itu?” hatiku berdecak tahu gak? Tapi aku sembunyikan. Aku hanya menjawab dengan senyum mengembang. “Han, sebenarnya susi mau minta diajarkan nulis sama hani?” heih! Hatiku basah tahu gak sih. Hmmm lagi-lagi aku menjawab dengan senyum sambil melahap bakwan kuah yang laziiz. :D
“Sebenarnya sus…bentar dulu. Umur susi berapa?lahiran tahun berapa?”
“19 tahun. 1992 han. Hani?”
“Nah…hani panggil susi kakak ya. Hani lahiran 1993.”
“Boleeh”
“Oke, gini kak…kemarin itu hani iseng-iseng nulis karena jemu di kamar terus. Belum masuk kuliah jugakan, jadi masih banyak waktu senggang. Hani duduk di depan notebook 4 jam selesai.” Aku tersenyum bangga lho. Hehe tapi tetap aja… aku merasa tidak ada apa-apanya. Baru menulis segitu saja udah mau sombong. Na’udzubillah
“Oh ya kak, mau ikut ke kos gak?”
“Boleh han, dimana?”
“Ayo ikut sajaa.”
Hmmm aku masih ingat jelas aroma kesejukan dihari itu . Hiruk pikuk ibu kota menyadarkanku bahwa aku tidak sedang bermimpi!. Kita beriringan dengan motor masing-masing. Aku bawa kamu lewat jalan kecil yang menyegarkaan. Jalan kehutanan untan J aku suka sekali melintasi jalan nan sejuk itu. masih banyak pohon. “Adek lewat sini setiap hari lho.” Kau melempar senyum sumringah. Manis sekali.
Tampak di samping kiri kanan jalan berjejer rumah makan, warung sembako dan ruko-ruko yang berdiri tegap. Banyak mahasiswa yang hilir mudik. Ada yang masih mengenakan almamater, ada juga yang nongkrong di warung sambil berbincang-bincang. Sesekali aku dan kamu beradu pandang, saling melempar senyum. Gang. Mawar tepatnya di kos akasia kamar A3. Itulah kamar petak tempatku berteduh. Sederhana. Teras luar biasa tempat aku dan teman-teman kos memarkirkan mtor disiang hari. Pojok kanan tempat mencuci pakaian dan peralatan dapur. Biasanya air di kamar mandi dan wastapel tidak mengalir. Jadi anak kos akasia harus berkemul dipojok teras. Tampak dari luar, kamar yang saling berhadapan. Ada 11 kamar. Kamar paling ujung berhadapan dengan dapur. Selasar yang berukuran setengah meter cukup untuk memarkir motor malam hari. Kamar mandi dan 2 wc yang harus membuat kami bangun pagi anti mandi. Suka duka bersama penghuni kos akasia J
“Nah ini lah sus tempat aku melepas lelah, silahkan masuk. Duduklah di tempat tidur itu.” yah, kamarku seperti yang kamu lihat. Selalu dalam keadaan rapi ya kan? Hayo ngaku gak! Aku tahu kamu pasti merindukan nuansa kamarku, kamar kita! “Kamar ni kalau lagi rapi ya rapi emang kak, adek ga betah kalau berantakan. Apa boleh buat kalau memang lagi gak sempat.” Kamu juga tahukan kalo kamar yang di huni oleh Bunga (nama panggilanku) itudalam keadaan berantakkan. Memaksa jemarimu bermain ikut mengemasnya. Terutama musim penghujan yang memaksa menjemur di atas tirai jendela. Itulah awal pertama kedekatan kita…
Masih ingatkah ketika kita duduk bersama di selasar mesjid. “Kakak belum bisa seperti kakak-kakak akhwat itu. berjilbab rapi pakaian longgar, kaos kaki. Engkel tangan. Sangat tertutup indah sekali. Ingin sekali.” Kamu malah ngomongin sekumpulan akhwat itu, gak sadar ya yang disamping kamu juga akhwat.hehe aku paham…sampai akhirnya kamu memintaku mengajirimu menggunakan jilbab paris dua lapis itu. “Neng ajarkan kakak pake jilbab dua lapis ya.”
“Oke sip, datang aja ya ke kos.”
Ya, hari itu aku bahagia sekali, dulunya aku yang dengan agresif minta diajarkan sama mba muyas. Sekarang aku yang mengajarkan/ berbagi ilmu denganmu. Nikmat Allah yang sangaat indah. Ukhuwah Islamiyah!
Ingatkah kamu ketika aku mengajakmu untuk ikut LDK(Lembaga Dakwah Kampus)? Ingatkah saat itu kita berjuang bersama untuk hadir dalam agenda DGR( Daurah Genersi Rabbani) gelombang 1, langkah awal menjadi kader/anggota LDK. Saat itu bertepatan dengan malam minggu bulan pertama kita matrikulasi sebagai mahasiswa baru.? Ingatkah kita harus mengulang ikut di DGR gelombang 2 untuk mengesahkan ke anggotaan kita? Ingatkah ketika bersama berjalan ke mesjid untuk shalat duha setiap harinya? Ingatkah dikamar petak milikku kita shalat berjama’ah? Ingatkah ketika kita bertempur dalam 1 group Lomba Bahasa? Aku dapat Harapan 1 story teling. Kamu Juara pertama Speech contes! Luar biasa sobat! Dan kita juara 3 debate. Ingatkah ketika kita makan sepiring berdua? Ingatkah ketika IP kita 4? Ingatkah ketika kita menangis bersama di hari perpisahan malam itu…
Aku mencintaimu karena Allah! Masih ingatkah kamu dengan peresmian persahabatan kita diatas motor,,,? “Kak, mau gak jadi sahabat kedua adek..? yang pertama ada di Sekura.”
Sungguh aku mencintaimu karena Allah Susanti!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar