KESPRO
KANKER SERVIKS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kanker merupakan kumpulan
sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh secara terus-menerus,
tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak
berfungsi fisiologis. Kanker terjadi karena timbul dan berkembang biaknya
jaringan sekitarnya (infiltratif) sambil merusaknya (dekstrutif), dapat
menyebar kebagian lain tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan.
Kanker leher rahim (Ca Cervix) merupakan
penyakit kanker kedua terbanyak yang dialami oleh wanita di seluruh dunia.
Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC), 85% dari kasus
kanker di dunia, yang berjumlah sekitar 493.000 dengan 273.000 kematian,
terjadi di Negara-negara berkembang. Dan Indonesia merupakan mempunyai jumlah
pengidap kanker serviks kedua terbesar setelah Cina.
Mengetahui hal tersebut, sehingga penting bagi para
wanita untuk menjaga dan memelihara kesehatan reproduksinya dengan cara
menggali pengetahuan mengenai hal terkait.
B.Tujuan
a.
Tujuan
Umum
Untuk mengetahui apa
itu kanker serviks
b.
Tujuan
Khusus
1.
Untuk Mengetahui Penyebab Kanker Serviks
2.
Untuk Mengetahui Gejala Kanker Serviks
3.
Untuk Mengetahui Cara Mendiagnosa Kanker Serviks
4.
Mengetahui Kategori Stadium Pada Kanker Serviks
5.
Untuk Mengetahui Cara Mengobati kanker Serviks
6.
Untuk Mengetahui Pencegahan Terjadinya Kanker
Serciks
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kanker Servicks / Kanker Leher Rahim
Kanker
leher rahim atau kalau dalam bahasa latin disebut Carcinoma Cervicis Uteri,
merupakan tumor ganas yang paling ganas yang paling sering dijumpai pada
wanita, juga merupakan tumor ganas yang paling banyak diderita dari semua tumor
ganas alat kelamin wanita. Bila ingin mengetahui seberapa tinggi angka kejadian
tumor ganas ini ialah bahwa kanker Leher Rahim merupakan 1% dari semua tumor
ganas pada wanita dan merupakan 66% dari semua tumor ganas alat kelamin wanita.
Kanker
Leher Rahim adalah tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan (epitel) dari
leher rahim atau mulut rahim, dimana sel – sel permukaan (epitel) tersebut mengalami
penggandaan dan berubah sifat tidak seperti sel yang normal. Penggandaan sel
yang tidak menuruti aturan yang normal itu dapat membentuk tumor atau dungkul
kadang – kadang luka atau borok, yang memberi keluhan atau gejala keputihan
yang berbau atau perdarahan. Satu lagi sifat dari sel ganas ini ialah dapat
menyebar baik secara langsung disekitar panggul maupun menyebar jauh lewat
saluran getah bening atau pembuluh darah, misalnya ke paru, hati atau tulang.
B.
Penyebab
Kanker Serviks / Faktor Resiko
70% kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus (HPV), diikuti
oleh kanker serviks yang disebabkan oleh merokok dan human immunodeficiency
virus (HIV), dan faktor risiko lainnya saling terkait yang juga dapat
menyebabkan kanker serviks.
Faktor
risiko kanker serviks lainnya antara lainnya meliputi : klamidia, kebiasaan
makan yang buruk, menggunakan obat-obatan yang mengandung hormon, riwayat
keluarga yang terkena kanker serviks, terlalu sering mengkonsumsi pil
kontrasepsi, berhubungan seksual di usia muda, hamil dini, melahirkan banyak anak dan faktor
lain yang cenderung memicu kanker serviks.
1.
Perilaku seksual
Banyak
faktor yang disebut-sebut mempengaruhi terjadinya kanker serviks. Pada berbagai
penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa golongan wanita yang mulai melakukan
hubungan seksual pada usia < 20 tahun atau mempunyai pasangan seksual yang
berganti-ganti lebih berisiko untuk menderita kanker serviks. Faktor risiko lain yang penting adalah
hubungan seksual suami dengan wanita tuna susila (WTS) dan dari sumber itu
membawa penyebab kanker (karsinogen) kepada isterinya. Data epidemiologi yang
tersusun sampai akhir abad 20, menyingkap kemungkinan adanya hubungan antara
kanker serviks dengan agen yang dapat menimbulkan infeksi. Keterlibatan peranan
pria terlihat dari adanya korelasi antara kejadian kanker serviks dengan kanker
penis di wilayah tertentu. Lebih jauh meningkatnya kejadian tumor pada wanita
monogami yang suaminya sering berhubungan seksual dengan banyak wanita lain
menimbulkan konsep “Pria Berisiko Tinggi” sebagai vektor dari agen yang dapat
menimbulkan infeksi. Banyak penyebab yang dapat menimbulkan kanker serviks,
tetapi penyakit ini sebaiknya digolongkan ke dalam penyakit akibat hubungan
seksual (PHS). Penyakit kelamin dan keganasan serviks keduanya saling berkaitan
secara bebas, dan diduga terdapat korelasi non-kausal antara beberapa penyakit
akibat hubungan seksual dengan kanker serviks.
2.
Kontrasepsi
Kondom dan
diafragma dapat memberikan perlindungan. Kontrasepsi oral yang dipakai dalam
jangka panjang yaitu lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan risiko relatif 1,53
kali. WHO melaporkan risiko relatif pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar
1,19 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya pemakaian.
3.
Merokok
Tembakau mengandung bahan-bahan karsinogen baik yang
dihisap sebagai rokok/sigaret atau dikunyah. Asap rokok menghasilkan polycyclic
aromatic hydrocarbon heterocyclic nitrosamines. Pada wanita perokok
konsentrasi nikotin pada getah serviks 56 kali lebih tinggi dibandingkan di
dalam serum. Efek langsung bahan-bahan tersebut pada serviks adalah menurunkan
status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.
4.
Nutrisi
Antioksidan dapat melindungi DNA/RNA
terhadap pengaruh buruk radikal bebas yang terbentuk akibat oksidasi karsinogen
bahan kimia. Banyak sayur dan buah mengandung bahan-bahan antioksidan
dan berkhasiat mencegah kanker misalnya advokat, brokoli, kol, wortel, jeruk,
anggur, bawang, bayam, tomat. Dari beberapa penelitian ternyata defisiensi asam
folat (folic acid), vitamin C, vitamin E, beta karoten/retinol
dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker serviks. Vitamin E,
vitamin C dan beta karoten mempunyai khasiat antioksidan yang kuat. Vitamin E
banyak terdapat dalam minyak nabati (kedelai, jagung, biji-bijian dan
kacang-kacangan). Vitamin C banyak terdapat dalam sayur-sayuran dan
buah-buahan.
5. Hygiene yang buruk
Ketika
terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus
ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda.
Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah
terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet,
virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke closet.
C.
Gejala
Kanker Serviks
1. Periode menstruasi yang tidak
teratur atau pendarahan vagina bahkan setelah menopause.
2. Banyaknya keputihan yang mirip
susu cair, mengeluarkan bercak darah & bau busuk.
3. Frekuensi kencing yang
semakin sering, tidak than kencing, sembelit dan lain lain
4. Rasa nyeri pada bagian tubuh
tertentu
5. Penurunan berat badan, anemia,
dan demam
D. Kategori stadium pada kanker serviks
Stadium 0 : Kanker masih terbatas pada wilayah epitel serviks, kanker
serviks stadium 0 disebut karsinoma pemula
Stadium I : sel kanker hanya sebatas serviks, sudah mulai terlihat ada
kelainan.
Stadium II : sel kanker sudah menjalar ke bagian vagina, namun belum
mencapai 1/3 nya bagian vagina. jaringan ikat paraservikal telah mengalami
gangguan, namun tidak mencapai dinding panggul.
Stadium III : sel kanker telah menjalar menuju bagian bawah lebih vagina
lebih dari 1/3 bagiannya, atau sel kanker telah menjalar ke tulang panggul dan
tampak penumpukan cairan di kedua belah ginjal.
Stadium IV : sel kanker telah menutupi seluruh bagian organ kewanitaan,
atau sudah melebihi area tulang panggul serta telah mengalami penyebaran ke
bagian bagian lainnya seperti rectum, kantong kemih, atau bahkan ke bagian
lainnya.
E.
Cara
mendeteksi kanker serviks
1. Pemeriksaan
ginekologi secara teratur, deteksi dini apakah ada lesi pada serviks.
2. Pemeriksaan
infeksi leher rahim (cervicitis), apabila ada harus diobati sesegera mungkin.
3. Apabila merasakan
gejala awal kanker serviks, segera memeriksakan diri ke rumah sakit.
F.
Cara
mendiagnosa kanker serviks
1.
Pap smear serviks : wanita yang sudah menikah
dalam pemeriksaan ginekologi atau anti-kanker skriningnya, membutuhkan Pap
smear untuk serviks.
2.
Uji yodium : diamati menggunakan kolposkopi
leher rahim, permukaan leher rahim dibersikan dulu dari lendir, lalu diteteskan
yodium 2% pada leher rahim dan mukosa vagina, apabila tidak berwarna maka
ditandai sebagai positif, apabila hasilnya negative, maka dapat diambil
samplenya untuk patologi.
3.
Biopsi : apabila hasil biopsy dari serviks
menunjukkan negatif, maka pada kolom skuamosa serviks kulit di persimpangan
dari 6, 9, 12 dan 3:00 untuk mengambil empat poin biopsi, atau menggores dengan
kuretan kecil, mengorek endoserviks untuk diperiksakan patologinya.
4.
Kolposkopi : kolposkopi tidak dapat langsung
mendiagnosa kanker, tetapi dapat membantu dalam biopsi.
G.
Pengobatan
Konvensional
1.
Histerektomi adalah cara yang paling
sering digunakan, diantaranya meliputi
a. Histerektomi
: pengangkatan leher rahim dan rahim..
b. Histerektomi
radikal : pengangkatan leher rahim, rahim, vagina bagian atas, ovarium, saluran
telur, kelenjar getah bening yang terkena.
2. Radioterapi : kelebihan
dari radioterapi adalah mengeluarkan sinar radiasi yang dapat merusakan sel
kanker. Kekurangannya adalah efek radiasinya dapat merusak fungsi dari ovarium
terutama pada wanita yang belum menopause.
3. Kemoterapi : pengobatan
kemoterapi pada pasien kanker serviks yang lebih dianjurkan bagi para penderita
kanker serviks stadium lanjut maupun pasien dengan kasus kekambuhan. Namun
dampak negatif yang dihasilkan oleh kemoterapi sangatlah besar, bagi pasien
kanker serviks dengan kondisi tubuh yang lemah umumnya tidak tahan dengan
pengobatan seperti ini.
H. Berikut faktor
pelindung yang dapat menurunkan risiko kanker serviks:
1. Mencegah infeksi HPV
HPV dapat dicegah dengan:
Menghindari
aktivitas seksual: infeksi HPV serviks adalah penyebab paling umum
dari kanker serviks. Menghindari aktivitas seksual menurunkan risiko infeksi
HPV.
Menggunakan
perlindungan penghalang atau gel spermisida: Beberapa metode yang
digunakan untuk mencegah penyakit menular seksual (PMS) mengurangi risiko
infeksi HPV. Penggunaan metode penghalang pengendalian kelahiran (seperti
kondom atau gel yang membunuh sperma) membantu melindungi terhadap infeksi HPV.
Mendapatkan
Vaksin HPV: Vaksin HPV telah disetujui oleh Food and Drug Administration
(FDA). Vaksin HPV telah terbukti untuk mencegah infeksi dengan dua jenis HPV
yang menyebabkan kanker yang paling serviks. Vaksin ini melindungi terhadap
infeksi dengan jenis HPV selama 6 sampai 8 tahun. Tidak diketahui jika
perlindungan berlangsung lebih lama. Vaksin ini tidak melindungi wanita yang
sudah terinfeksi dengan HPV.
Penyaringan:
Pemeriksaan panggul rutin dan tes Pap membantu menemukan abnormalcells pada
serviks sebelum kanker berkembang. Namun, tes dan prosedur yang dapat digunakan
setelah pemeriksaan panggul abnormal atau hasil tes Pap memiliki risiko.
Misalnya, pengobatan rendah gradelesions dapat mempengaruhi kemampuan wanita
untuk hamil atau membawa bayi untuk jangka waktu penuh. Pada wanita yang lebih
muda dari 25 tahun, skrining dengan tes Pap memiliki risiko lebih dari manfaat.
Skrining dengan tes Pap tidak membantu wanita yang lebih tua dari 60 tahun yang
telah menjalani uji coba terakhir smear negatif.
Uji coba
pencegahan kanker klinis digunakan untuk mempelajari cara untuk mencegah
kanker.
Kanker
preventionclinical percobaan digunakan untuk mempelajari cara untuk menurunkan
risiko terkena beberapa jenis kanker. Uji coba pencegahan kanker Beberapa
dilakukan dengan orang sehat yang tidak menderita kanker tetapi yang memiliki
peningkatan risiko untuk kanker. Uji coba pencegahan lain yang dilakukan dengan
orang yang telah menderita kanker dan berusaha untuk mencegah terjadinya kanker
dari jenis yang sama atau untuk menurunkan kesempatan mereka mengembangkan
jenis baru kanker. Uji lainnya dilakukan dengan sukarelawan sehat yang tidak
diketahui memiliki faktor risiko apapun untuk kanker.
Tujuan dari
beberapa uji coba pencegahan kanker klinis adalah untuk mengetahui apakah
tindakan orang mengambil dapat mencegah kanker. Ini mungkin termasuk
mengonsumsi buah dan sayuran, berolahraga, berhenti merokok, atau minum obat
tertentu, vitamin, mineral, atau suplemen makanan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah
umbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Gejala yang sering timbul pada
stadium lanju antara lain adalah :
1. Perdarahan sesudah mrlakukan hubungan intim
2. Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita
3. Pendarahan sesudah mati haid (menopause)
4. Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan,
berbau atau bercampur darah, nyeri panggul atau tidak dapatbuang air kecil
B.
Saran
Pesan yang perlu diingat :
1.
Untuk
melakukan skrining kanker serviks, jangan sampai menunggu adanya keluhan
2.
Datanglah
ketempat periksa untuk pemeriksaan PAP SMEAR/IVA
3.
Jika
ditemukan kelainan pra kanker ikutilah pesan petugas/dokter. Apabila perlu
pengobatan, jangan ditunda. Karena pada ini tingkat kesembuhannya hampir 100%/.
DAFTAR PUSTAKA
Crowin, Elizabeth. L. 2000.“Buku Saku Patofisiologi”. Jakarta : EGC
Erik, T.
2005.“Kanker, Antioksidan dan Terapi
Komplementer”. Jakarta : Gramedia
Saraswati,
Sylvia. 2010.”25 Penyakit Wanita”.Yogyakarta:
Ar-Ruzz media.
Yulianti,
Sri Indah. 2011.”Cegah dan Langkah Kanker
Serviks”. Surabaya: Tibbun Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar