Senin, 22 April 2013

Catatan Kuliah



KESPRO
KANKER SERVIKS

BAB I
PENDAHULUAN
A.              Latar Belakang
Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh secara terus-menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berfungsi fisiologis. Kanker terjadi karena timbul dan berkembang biaknya jaringan sekitarnya (infiltratif) sambil merusaknya (dekstrutif), dapat menyebar kebagian lain tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan.
Kanker leher rahim (Ca Cervix) merupakan penyakit kanker kedua terbanyak yang dialami oleh wanita di seluruh dunia. Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC), 85% dari kasus kanker di dunia, yang berjumlah sekitar 493.000 dengan 273.000 kematian, terjadi di Negara-negara berkembang. Dan Indonesia merupakan mempunyai jumlah pengidap kanker serviks kedua terbesar setelah Cina.
Mengetahui hal tersebut, sehingga penting bagi para wanita untuk menjaga dan memelihara kesehatan reproduksinya dengan cara menggali pengetahuan mengenai hal terkait.

B.Tujuan
a.         Tujuan Umum
Untuk mengetahui apa itu kanker serviks
b.        Tujuan Khusus
1.          Untuk Mengetahui Penyebab Kanker Serviks
2.          Untuk Mengetahui Gejala Kanker Serviks
3.          Untuk Mengetahui Cara Mendiagnosa Kanker Serviks
4.          Mengetahui Kategori Stadium Pada Kanker Serviks
5.          Untuk Mengetahui Cara Mengobati kanker Serviks
6.          Untuk Mengetahui Pencegahan Terjadinya Kanker Serciks


BAB II
PEMBAHASAN
A.              Pengertian Kanker Servicks / Kanker Leher Rahim
Kanker leher rahim atau kalau dalam bahasa latin disebut Carcinoma Cervicis Uteri, merupakan tumor ganas yang paling ganas yang paling sering dijumpai pada wanita, juga merupakan tumor ganas yang paling banyak diderita dari semua tumor ganas alat kelamin wanita. Bila ingin mengetahui seberapa tinggi angka kejadian tumor ganas ini ialah bahwa kanker Leher Rahim merupakan 1% dari semua tumor ganas pada wanita dan merupakan 66% dari semua tumor ganas alat kelamin wanita.
Kanker Leher Rahim adalah tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan (epitel) dari leher rahim atau mulut rahim, dimana sel – sel permukaan (epitel) tersebut mengalami penggandaan dan berubah sifat tidak seperti sel yang normal. Penggandaan sel yang tidak menuruti aturan yang normal itu dapat membentuk tumor atau dungkul kadang – kadang luka atau borok, yang memberi keluhan atau gejala keputihan yang berbau atau perdarahan. Satu lagi sifat dari sel ganas ini ialah dapat menyebar baik secara langsung disekitar panggul maupun menyebar jauh lewat saluran getah bening atau pembuluh darah, misalnya ke paru, hati atau tulang.
B.               Penyebab Kanker Serviks / Faktor Resiko
70% kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus (HPV), diikuti oleh kanker serviks yang disebabkan oleh merokok dan human immunodeficiency virus (HIV), dan faktor risiko lainnya saling terkait yang juga dapat menyebabkan kanker serviks.
  Faktor risiko kanker serviks lainnya antara lainnya meliputi : klamidia, kebiasaan makan yang buruk, menggunakan obat-obatan yang mengandung hormon, riwayat keluarga yang terkena kanker serviks, terlalu sering mengkonsumsi pil kontrasepsi, berhubungan seksual di usia muda,  hamil dini, melahirkan banyak anak dan faktor lain yang cenderung memicu kanker serviks.
1.       Perilaku seksual
         Banyak faktor yang disebut-sebut mempengaruhi terjadinya kanker serviks. Pada berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa golongan wanita yang mulai melakukan hubungan seksual pada usia < 20 tahun atau mempunyai pasangan seksual yang berganti-ganti lebih berisiko untuk menderita kanker serviks.  Faktor risiko lain yang penting adalah hubungan seksual suami dengan wanita tuna susila (WTS) dan dari sumber itu membawa penyebab kanker (karsinogen) kepada isterinya. Data epidemiologi yang tersusun sampai akhir abad 20, menyingkap kemungkinan adanya hubungan antara kanker serviks dengan agen yang dapat menimbulkan infeksi. Keterlibatan peranan pria terlihat dari adanya korelasi antara kejadian kanker serviks dengan kanker penis di wilayah tertentu. Lebih jauh meningkatnya kejadian tumor pada wanita monogami yang suaminya sering berhubungan seksual dengan banyak wanita lain menimbulkan konsep “Pria Berisiko Tinggi” sebagai vektor dari agen yang dapat menimbulkan infeksi. Banyak penyebab yang dapat menimbulkan kanker serviks, tetapi penyakit ini sebaiknya digolongkan ke dalam penyakit akibat hubungan seksual (PHS). Penyakit kelamin dan keganasan serviks keduanya saling berkaitan secara bebas, dan diduga terdapat korelasi non-kausal antara beberapa penyakit akibat hubungan seksual dengan kanker serviks.
2.      Kontrasepsi
Kondom dan diafragma dapat memberikan perlindungan. Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan risiko relatif 1,53 kali. WHO melaporkan risiko relatif pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya pemakaian.

3.      Merokok
Tembakau mengandung bahan-bahan karsinogen baik yang dihisap sebagai rokok/sigaret atau dikunyah. Asap rokok menghasilkan polycyclic aromatic hydrocarbon heterocyclic nitrosamines. Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah serviks 56 kali lebih tinggi dibandingkan di dalam serum. Efek langsung bahan-bahan tersebut pada serviks adalah menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.
4.     Nutrisi
          Antioksidan dapat melindungi DNA/RNA terhadap pengaruh buruk radikal bebas yang terbentuk akibat oksidasi karsinogen bahan kimia. Banyak sayur dan buah mengandung bahan-bahan antioksidan dan berkhasiat mencegah kanker misalnya advokat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang, bayam, tomat. Dari beberapa penelitian ternyata defisiensi asam folat (folic acid), vitamin C, vitamin E, beta karoten/retinol dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker serviks. Vitamin E, vitamin C dan beta karoten mempunyai khasiat antioksidan yang kuat. Vitamin E banyak terdapat dalam minyak nabati (kedelai, jagung, biji-bijian dan kacang-kacangan). Vitamin C banyak terdapat dalam sayur-sayuran dan buah-buahan.
5.       Hygiene yang buruk
          Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda. Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke closet.
C.              Gejala Kanker Serviks
1.    Periode menstruasi yang tidak teratur atau pendarahan vagina bahkan setelah menopause.
2.    Banyaknya keputihan yang mirip susu cair, mengeluarkan bercak darah & bau busuk.
3.    Frekuensi kencing yang semakin sering, tidak than kencing, sembelit dan lain lain
4.    Rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu
5.    Penurunan berat badan, anemia, dan demam

D.       Kategori stadium pada kanker serviks

Stadium 0 : Kanker masih terbatas pada wilayah epitel serviks, kanker serviks stadium 0 disebut karsinoma pemula
Stadium I : sel kanker hanya sebatas serviks, sudah mulai terlihat ada kelainan.
Stadium II : sel kanker sudah menjalar ke bagian vagina, namun belum mencapai 1/3 nya bagian vagina. jaringan ikat paraservikal telah mengalami gangguan, namun tidak mencapai dinding panggul.
Stadium III : sel kanker telah menjalar menuju bagian bawah lebih vagina lebih dari 1/3 bagiannya, atau sel kanker telah menjalar ke tulang panggul dan tampak penumpukan cairan di kedua belah ginjal.
Stadium IV : sel kanker telah menutupi seluruh bagian organ kewanitaan, atau sudah melebihi area tulang panggul serta telah mengalami penyebaran ke bagian bagian lainnya seperti rectum, kantong kemih, atau bahkan ke bagian lainnya.

E.               Cara mendeteksi kanker serviks
1.    Pemeriksaan ginekologi secara teratur, deteksi dini apakah ada lesi pada serviks.
2.    Pemeriksaan infeksi leher rahim (cervicitis), apabila ada harus diobati sesegera mungkin.
3.    Apabila merasakan gejala awal kanker serviks, segera memeriksakan diri ke rumah sakit.
F.               Cara mendiagnosa kanker serviks
1.          Pap smear serviks : wanita yang sudah menikah dalam pemeriksaan ginekologi atau anti-kanker skriningnya, membutuhkan Pap smear untuk serviks.
2.          Uji yodium : diamati menggunakan kolposkopi leher rahim, permukaan leher rahim dibersikan dulu dari lendir, lalu diteteskan yodium 2% pada leher rahim dan mukosa vagina, apabila tidak berwarna maka ditandai sebagai positif, apabila hasilnya negative, maka dapat diambil samplenya untuk patologi.
3.          Biopsi : apabila hasil biopsy dari serviks menunjukkan negatif, maka pada kolom skuamosa serviks kulit di persimpangan dari 6, 9, 12 dan 3:00 untuk mengambil empat poin biopsi, atau menggores dengan kuretan kecil, mengorek endoserviks untuk diperiksakan patologinya.
4.          Kolposkopi : kolposkopi tidak dapat langsung mendiagnosa kanker, tetapi dapat membantu dalam biopsi.

G.              Pengobatan Konvensional
1.                Histerektomi adalah cara yang paling sering digunakan, diantaranya meliputi
a.       Histerektomi : pengangkatan leher rahim dan rahim..
b.      Histerektomi radikal : pengangkatan leher rahim, rahim, vagina bagian atas, ovarium, saluran telur, kelenjar getah bening yang terkena.
2.        Radioterapi : kelebihan dari radioterapi adalah mengeluarkan sinar radiasi yang dapat merusakan sel kanker. Kekurangannya adalah efek radiasinya dapat merusak fungsi dari ovarium terutama pada wanita yang belum menopause.
3.        Kemoterapi : pengobatan kemoterapi pada pasien kanker serviks yang lebih dianjurkan bagi para penderita kanker serviks stadium lanjut maupun pasien dengan kasus kekambuhan. Namun dampak negatif yang dihasilkan oleh kemoterapi sangatlah besar, bagi pasien kanker serviks dengan kondisi tubuh yang lemah umumnya tidak tahan dengan pengobatan seperti ini.
H.       Berikut faktor pelindung  yang dapat menurunkan risiko kanker serviks:
1.    Mencegah infeksi HPV
HPV dapat dicegah dengan:
Menghindari aktivitas seksual: infeksi HPV serviks adalah penyebab paling umum dari kanker serviks. Menghindari aktivitas seksual menurunkan risiko infeksi HPV.
Menggunakan perlindungan penghalang atau gel spermisida: Beberapa metode yang digunakan untuk mencegah penyakit menular seksual (PMS) mengurangi risiko infeksi HPV. Penggunaan metode penghalang pengendalian kelahiran (seperti kondom atau gel yang membunuh sperma) membantu melindungi terhadap infeksi HPV.
Mendapatkan Vaksin HPV: Vaksin HPV telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA). Vaksin HPV telah terbukti untuk mencegah infeksi dengan dua jenis HPV yang menyebabkan kanker yang paling serviks. Vaksin ini melindungi terhadap infeksi dengan jenis HPV selama 6 sampai 8 tahun. Tidak diketahui jika perlindungan berlangsung lebih lama. Vaksin ini tidak melindungi wanita yang sudah terinfeksi dengan HPV.
Penyaringan: Pemeriksaan panggul rutin dan tes Pap membantu menemukan abnormalcells pada serviks sebelum kanker berkembang. Namun, tes dan prosedur yang dapat digunakan setelah pemeriksaan panggul abnormal atau hasil tes Pap memiliki risiko. Misalnya, pengobatan rendah gradelesions dapat mempengaruhi kemampuan wanita untuk hamil atau membawa bayi untuk jangka waktu penuh. Pada wanita yang lebih muda dari 25 tahun, skrining dengan tes Pap memiliki risiko lebih dari manfaat. Skrining dengan tes Pap tidak membantu wanita yang lebih tua dari 60 tahun yang telah menjalani uji coba terakhir smear negatif.
Uji coba pencegahan kanker klinis digunakan untuk mempelajari cara untuk mencegah kanker.
Kanker preventionclinical percobaan digunakan untuk mempelajari cara untuk menurunkan risiko terkena beberapa jenis kanker. Uji coba pencegahan kanker Beberapa dilakukan dengan orang sehat yang tidak menderita kanker tetapi yang memiliki peningkatan risiko untuk kanker. Uji coba pencegahan lain yang dilakukan dengan orang yang telah menderita kanker dan berusaha untuk mencegah terjadinya kanker dari jenis yang sama atau untuk menurunkan kesempatan mereka mengembangkan jenis baru kanker. Uji lainnya dilakukan dengan sukarelawan sehat yang tidak diketahui memiliki faktor risiko apapun untuk kanker.
Tujuan dari beberapa uji coba pencegahan kanker klinis adalah untuk mengetahui apakah tindakan orang mengambil dapat mencegah kanker. Ini mungkin termasuk mengonsumsi buah dan sayuran, berolahraga, berhenti merokok, atau minum obat tertentu, vitamin, mineral, atau suplemen makanan.











                                  BAB III
                                 PENUTUP
A.           Kesimpulan
     Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah umbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Gejala yang sering timbul pada stadium lanju antara lain adalah :
1.      Perdarahan sesudah mrlakukan hubungan intim
2.      Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita
3.      Pendarahan sesudah mati haid (menopause)
4.      Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur darah, nyeri panggul atau tidak dapatbuang air kecil

B.           Saran
    Pesan yang perlu diingat :
1.      Untuk melakukan skrining kanker serviks, jangan sampai menunggu adanya keluhan
2.      Datanglah ketempat periksa untuk pemeriksaan PAP SMEAR/IVA
3.      Jika ditemukan kelainan pra kanker ikutilah pesan petugas/dokter. Apabila perlu pengobatan, jangan ditunda. Karena pada ini tingkat kesembuhannya hampir 100%/.




DAFTAR PUSTAKA

Crowin, Elizabeth. L. 2000.“Buku Saku Patofisiologi”. Jakarta : EGC
Erik, T. 2005.“Kanker, Antioksidan dan Terapi Komplementer”. Jakarta : Gramedia
Saraswati, Sylvia. 2010.”25 Penyakit Wanita”.Yogyakarta: Ar-Ruzz media.
Yulianti, Sri Indah. 2011.”Cegah dan Langkah Kanker Serviks”. Surabaya: Tibbun Media.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar