Selasa, 17 September 2013

Ending Kisah si Pembeli Kopiah

Kisah Si Pembeli Kopiah
Oleh: Nurhani Gusrini

 "Ana udah pegang kopiah yang sangat ana inginkan. sesuai dengan kriteria ana, sangat indah menurut ana. Tapi, ana belum tahu kapan ana bisa membeli dan memiliki kopiah itu. pada saat yang bersamaan datang seorang laki-laki yang sangat ana kenal dan ana percaya. Laki-laki itu menawarkan kopiah yang ana bisa beli saat itu juga. Kopiahnya tidak dibawa, karena masih tersimpan rapi dalam kotaknya. Ana belum tahu bagaimana bentuknya, apa sebagus kopiah yang sedang ana pegang ini atau bahkan lebih bagus atau lebih sederhana. "


Seorang pemuda yang terkenal dengan kecerdasannya, kaya akan ilmu pengetahuan. seorang aktivis yang sangat dikagumi banyak pemudi di kalangannya bahkan semua staff dan kader di daerah sangat mengenal sosoknya. Empati, ringan tangan, lembut dan sangat supel. Kuliahnya tak kunjung selesai karena harus banting tulang memeras keringat demi menyambung hidup. kesungguhannya untuk merubah nasib tidak diragukan lagi. Suatu ketika pemuda berkulit hitam manis yang hatinya masih terkunci, merasakan sesuatu yang dulu pernah dirasakannya sebelum “hijrah”. Hatinya bergetar hebat dihadapkan dengan kenyataan yang tidak pernah disangka-sangka. Seorang gadis sederhana yang sangat menjaga diri dan diennya telah mampu mengetuk pemuda itu.
Tanpa ragu ia menyampaikan keinginannya untuk melamar wanita yang telah mengetuk hatinya. wanita sederhana yang sangat istimewa di matanya. Istimewa karena keanggunan budi pekertinya. mereka tidak pacaran. bahkan memutuskan untuk tidak berkomunikasi sampai pada waktu dimana pemuda itu datang menjemputnya dengan mahar. Permata yang dicarinya itu ternyata sungguh berharga, dan tidak mudah untuk meraihnya. Pemuda itu harus benar-benar siap lahir batin jika hendak menjemput bidadari impiannya. 

Dalam perjalanan... ada seorang laki-laki yang memiliki anak gadis. soleha, aktivis juga. Sedang menyelesaikan studinya di luar kota. anak gadisnya itu minta dicarikan jodoh secepatnya. Karena kondisinya sebagai seorang aktivis yang sangat rentan dengan interaksi lawan jenis memang muslimah itu berkecimpung di lembaga perhubungan. Demi menjaga dirinya, anak kesayangan bapak itu ingin segera di raih oleh seorang mujahid yang tawadhu', pintanya. 
Suatu subuh, seorang laki-laki menepuk pelan bahu pemuda kurus yang soleh itu. Dan menyampaikan hajatnya "Nak, bapak ada seorang anak gadis. solehah insya Allah. Dia meminta bapak mencarikan calon suami untuknya. Bapak condong sama kamu nak." Seketika, hati pemuda itu bergetar sangat hebat. Dia berusaha memaparkan keadaannya yang saat itu masih sangat minim. Harus menyelesaikan studinya juga membiayai pendidikan adik-adiknya. Disamping dia juga sudah punya pilihan. 

Bukan pertama kalinya...bahkan ini yang kesekian kali pemuda bermata indah itu dimintai menikah dengan anak ustaz. Namun, kali ini berat baginya untuk langsung menolak atau menerima. "Bapak paham keadaanmu nak, tapi yakinlah bapak akan berupaya maksimal dalam hal ini. Bapak akan bantu kalian sampai kalian benar-benar matang." Laki-laki yang sangat dikenalnya dan dekat sekali dengannya itu terus meyakinkan. Hatinya gamang. 1 minggu ia meminta waktu untuk memberikan jawaban. 
Hal yang memberatkannya hanya satu, permata yang sudah dijanjikan untuk diambil! Gadis manis yang telah mengusik hatinya. Malam itu, pemuda itu memutar otak, berpikir keras. “Rabb...bantu hambaMu yang lemah ini,” lirihnya. Keesokan harinya dia langsung membicarakan hal tersebut kepada pihak keluarganya di kampung. Semua keluarga sudah menyerahkan padanya. akhirnya...dia kembali mengabari gadis yang telah mengetuk hatinya itu apa yang sedang terjadi dengan dirinya. "Jika memang ini yang terbaik, maka lanjutkan istikharah antum itu akh. Ana tsiqah dengan keputusan Allah. Tulang rusuk itu tidak mungkin ketukar. Jadi yakinlah. Minta sama Allah yang terbaik. Ana siap, apapun  keputusannya." Sangat bijak wanita berhati kaca itu. 

Seminggu berlalu...Ta'aruf sudah dilaksanakan. Hasil istikharah dan diskusi dengan orang-orang soleh disekitarnya telah mencondongkan hati pemuda itu untuk menerima tawaran dari Pak Mahrus. Dua minggu kemudian, Pak Mahrus meminta pemuda yang biasa di sapanya dengan panggilan Aris itu datang silaturahim kerumahnya, membicarakan kelanjutan hasil ta’aruf tempo hari. Pihak laki-laki (keluarga Aris) memutuskan untuk mengkhitbah putri sulung pak Mahrus minggu depannya.
Enam bulan kemudian...
Tepat hari dimana Syifa (gadis yang pernah sangat dicintai oleh Aris) lahir, Aris dan Ria (putri pak Mahrus) melangsungkan akad nikah. Aris sangat berharap kedatangan Syifa diacara resepsi pernikahannya, tapi sayang Syifa sedang berada dikampung halaman (liburan) sehingga tidak dapat menyaksikan hari bersejarah itu. Sekadar melihat foto nikah Aris dan Ria di jejaring sosial.
 "Barakallahulaka, wabaraka ‘alaika, wa jama’abaynakuma fi khair. Semoga Allah dapat memberi berkah dan mengumpulkan kamu dalam kebajikan." bisiknya dalam hati, tersenyum bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar