Sabtu, 24 November 2012


Sentuhan Rindu Untuk Bapak dan Ibuku Tercinta
Jam menunjukan pukul 15.00 wib, ku lihat dari jendela kamarku pepohonan nan rindang sedang  asyik menari diiringi nyanyian merdu sang  angin.  Ku pandangi  dengan seksama keindahan alam yang menyejukan mata dan menentramkan hati, aku teringat akan sosok yang lembut dan sangat halus hatinya. Yang apabila ia bicara selalu menentramkan jiwa , belaian lembut tangannya yang menyejukan hati , pelukan hangat yang menyuburkan rasa cintaku kepadanya, ia nya selalu inginkan yang terbaik untuk malikat-malaikat kecilnya. 
Dia adalah seorang wanita yang tegar dan tabah dalam setiap ujian kehidupan yang menimpanya.  Dari rahimnyalah aku dilahirkan, dengan kasih sayangnya lah aku di rawat dan dibesarkan dengan penuh cinta. Ya, beliau adalah Ibuku.  Namanya Nuryani yang berprofesi sebagai seorang  Bidan. Ibuku selalu ingin melakukan yang terbaik untuk anak dan suaminya tercinta, ditengah kesibukannya ia selalu berusaha untuk membagi waktunya, antara kesibukan kantor dan amanahnya sebagai seorang Ibu dan Istri di rumah. Ibuku adalah seorang wanita shalehah, yang ta’at  akan Titah Tuhannya (Allah SWT) cinta dengan Rasulnya dan patuh kepada suaminya.
Sayup-sayup terdengar bisikan angin sembari  membelai lembut  jilbab ku. Aku menatap birunya langit sambil membayangkan  wajah laki-laki yang ber umur  40 tahun, guratan halus di dahinya sangat jelas dalam ingatanku. Aroma tubuhnya yang khas seolah-olah  tercium olehku. Rambutnya yang ikal yang setiap harinya ku elus dan ku kecup keningnya  begitu jelas dalam fikiranku, ketika ia lelah dengan kesibukannya, ketika ia bersandar dan menghela nafas yang terdengar  sangat berat olehku, saat itu jualah aku selalu berusaha menyejukkan hati dan raganya yang lelah, setelah seharian melayani pasien-pasiennya, ku raih kedua kakinya ku coba untuk memijit-mijitnya sembari mengajaknya berbincang-bincang, sesekali tertawalah kami berdua dengan lelucon-lelucon kecilku. Lelaki  itu adalah Ayahku tercinta yang bernama Hanizan, beliau berprofesi sebagai seorang perawat. Ya, beliau adalah sosok yang penuh tanggung jawab dan berwibawa, seperti orangtua lainnya, Bapakku teramat sangat menyayangi dan mencintai anak-anaknya. Bapak tidak pernah mendahulukan kepentingannya sendiri, beliau selalu mendahulukan kepentingan orang lain. Jiwa kepemimpinannya sangat kuat, karakternya yang tegas dan penuh dengan perjuangan keras yang ditempunya, telah menjadikan beliau sosok yang sangat aku kagumi dan ku hormati. Pernah aku ditanya
“ Siapakah sosok yang paling engkau kagumi di dunia ini?”
“ Allah dan RasulNya.” Jawabku
“ Bukan, bukan itu maksudku. Terlepas dari jawabanmu tadi”
“ Oh.. tentu saja Bapak ku tercinta!”
Jawabku bangga dengan senyum lebar
Seperti halnya anak-anak yang lain, aku sangat mencintai kedua orang tua ku. Aku tahu persis bagaimana perjuangan mereka untuk mendidik kami menjadi anak-anak yang soleh dan solehah,insyaallah. Amin
            Bapak Hanizan dan Ibu Nuryani mempunyai 3 orang anak. Anak pertama mereka bernama Nurhani Gusrini,yang  kedua Wally akbar Al-hafiz dan yang ke tiga bernama Sohib Bus Sobri. Sekarang anak pertama mereka sedang menempuh pendidikan di  Perguruan  Tinggi STAIN Pontianak ( saya sendiri). Anak kedua mereka sedang mengenyam pendidikan di MTS Ushuluddin Singkawang, dan si bungsu masih Belajar  di MI SDIT Sekura. Bapak dilahirkan di Desa Kubangga Kabupaten Sambas pada tanggal 2 juli 1971 sedangkan Ibu dilahirkan di Pemangkat Kabupaten Sambas pada tanggal 30 oktober 1971.
            Perjalanan karir mereka di bidang Kesehatan  ber awal dari keluarnya SK pertama  di daerah merah nun jauh di sana, Sintang, Suak Medang  selama 3,5 tahun yang saat itu Bapak dan Ibu saya sudah menikah tepatnya akhir tahun 1992. Di lanjutkan ke pesisir pantai Empura 3,5 tahun juga. Karir mereka memuncak sewaktu di Empura.  Pada tahun 1998 Bapak dan Ibu pindah ke RSUD Sambas, 1 tahun kemudian pindah lagi ke Satai Kabupaten Sambas selama 2 tahun, lalu di pindahkan lagi ke Puskesmas  Sekura.   Alhamdulillah sampai hari ini Orang Tua ku masih mengais rezeki di Sekura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar