Selasa, 15 Januari 2013

Kenangan di Hari Itu..



TPA

Rosulullah saw bersabda: "Orang yang paling baik di antara kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya" (HR. Imam Bukhori)


Yup. Hari itu…kali pertama aku mengajar TPA  menggantikan teman. Cuma hari itu saja. Ba’da shalat zuhur. Masih di mesjid. Mushaf ungu kesayangku telah ku tutup. Minimal satu halaman dalam lima waktu. Notebook biru donkar juga sudah siap menemaniku berkarya. “Dek, hari ini ada agenda gak?”
Tanya akhwat yang sejak tadi di sampingku, sesekali kami membahas tentang planning agenda besar yang di amanhkan kepada kami kala itu. Aksi dengan tema Mari Menutup Aurat! Aku memang tidak ada kesibukan hari itu karena sudah selesai jam kuliah. Ya, aku kuliah dari pagi sampai siang. Biasanya aku pulang ke kos sore hari setelah dari perpustakaan, berburu ilmu. Atau berdiam diri di rumah Allah, muhasabah diri. “Kosong kak. Ada apa?” jawabku santai.
“Adek mau dak gantiin kakak ngajar?”
Pikirku ngajar private, jadi aku masih saja dengan santai meresponnya.  “Ngajar apa kak?” masih menatap layar notebook. “Ngajar TPA.” Mendengar jawaban itu aku langsung mendongak melempar pandanganku ke arahnya, hatiku berdecak takjub, bahagia sekali. Pokok e seneng banget dah. :D

“Ha, ngajar TPA kak? Mau,mau, mau banget kak. Kapan? Dimana?” sejak SMP aku ingin sekali mengajar TPA d mesjid dekat rumahku. Tapi belum dapat izin ortu. Sampai pada akhirnya aku nimbrung di mesjid depan jalan tempatku kos selama 1 bulan. Tidak di gaji, yang penting aku bisa kumpul dengan anak-anak. Aku sungguh menyukai anak kecil. Itu alas an kenapa aku begitu bersemangat dengan tawaran itu.

Aku berangkat ke mesjid itu bersama kak kartika, aku tidak tahu alamatnya. Kak kartika juga mengajar di sana. Ditengah terik matahari yang membakar tubuh, juga membakar semangatku. Aku sungguh tidak sabar bertemu dengan anak-anak TPA yang belum pernah ku temui sebelumnya. Aku tercengang melihat keakraban yang terjalin antara kak kartika dengan anak-anak itu.

Baru saja masuk gang, tampak seorang anak laki-laki aku menaksir umurnya 9 tahunan. “Ibu…” dia menyapa kak kartika sambil mengayuh sepedanya lebih kencang. Tampan sekali dengan baju orangenya.
Sekali lagi aku terhenyak. Ternyata mereka semua mengenakan baju yang sama, seragam TPA. Subhanallah… dalam benakkku, aku kuper sekali..hatiku basah.
“Bunga, kamu ngajarnya di lantai 2 ya, karena bagian kak mimin di atas..nanti sama-sama steo.”
“HA? Ikhwan kak?” wajahku pucat, aku grogi sekali. Ini kali pertama aku benar2 mengajar. Panggilannya aja udah Ibu! Ya, meski aku sering di sapa dengan panggilan itu. kali ini beda, skill-ku benar-benar di uji. Aku bahkan tak mengerti bagaimana prosedur mengajarnya. Juga, aku tak terbiasa berinteraksi dengan ikhwan. “kak, boleh bunga di bawah sama-sama kakak. Gimana ya kak..”
“Tenang ya bunga, gak apa-apa kok. Nanti di ajari dlu mereka ngajinya, kita shalat berjamaah ashar. Gak bisa dig anti Karena memang begitu, kak mimin jatahnya di atas.”
“Iya kak.”
Sayup-sayup hembusan angin menerpa jilbab panjangku. Suasananya adem. Mesjidnya mungil, imut banget. J
Aku merangkul tangan gadis kecil yang tampak dari tadi memperhatikanku. “Adek namanya siapa?”
“Caca.” Jawabnya
“Ayokkita ke atas, sayang!”
“Sini bu sini!” anak-anak yang lain berebut menggiringku naik tangga. Mereka lucu-lucu, ceria. Wah grogiku mulai hilang…
Susana ruangan yang meng asyikkan. Tampak meja-meja kecil untuk anak-anak menulis lesehan. Papan tulis. Karpet hijau yang tergelar dengan rapihnya. Betah ei.  Ternyata ikhwan yang di maksud kak kartika itu belum datang. Aku lebih leluasa. Aku ajak ana-anak kumpul dan ta’arufan…kenalan dulu ni.
“Adek-adek..kakak di sini menggantikan ibu mimin. Tapi hanya untuk hari ini saja..belum tahu nanti gimana. Kalin boleh panggil kakak , kak bunga!”
“Iya kak bunga…”

“Ayo cepat lari! Sini-sini cepat! Pak teo datang.” lantai dua mesjid itu menggelegar karena suara hentakan kaki anak-anak TPA yang berlari menuju ke arahku. Awalnya mereka sedang asyik bermain di teras atas dekat tangga. Sebagian murid teman yang memintaku menggantikannya untuk mengajar asyik berbincang denganku.
“Tuh pak teonya udah datang, siapa yg murid pak teo?” gak ada yang mau mengaku. Saling menunjuk. Ya, di sana menggunakan system pembagian murid  setiap pengajar.
“Lho kok gitu..ayo pak teonya nanti marah lho.”
“Ga mau… males. Banyak tugas.” Menghela nafas. Aku terus membujuk.

Di depan pintu, ikhwan itu di beri penjelasan oleh salah seorang anak , mengatakan bahwa dia di gantikan olehku. Wah, bergegas laki-laki yang mereka sapa pak teo itu turun. Aku sungguh merasa tidak enak sekali. Ternyata aku di kerjain anak-anak, tempat aku mengajar itu tempatnya, bukan tempat kak mimin. AllahuRabbi… malunya aku ketika dia naik kembali, tanpa basa basi mengatakan “Tempat mimin di sebelah sana!” spontan aku mengajak murid kak mimin pindah tempat.
Selang beberapa waktu azan ashar berkumandang. Anak laki-laki berumur 10 tahun itu suaranya merdu sekali ketika azan. Kami pun bergegas mengambil wudhu. “Mari adik-adik..kita wudhu dan sholat. Dimana dek tempat wudhunya?”…
Setelah shalat ashar yang berjalan sangat khidmat itu, akh steo sekaligus iman sholat kali itu menuntun anak-anak berzkir. Mereka sangat bersemangat!
***
Semua berjalan lancar. Kami bermain bersama, sholawatan, menghapal doa sehari-hari, cabut undi juga sebelum ngaji..dan menggambar.
Caca mendekatiku “Kak..besok kakak kesini lagi ndak..?kakak kok mirip kakaknya caca..”
Aku tersenyum mendengar pernyataan itu “Belum tahu sayang.. oh ya? Kaknya caca sekarang dimana?”
Dia menyerahkan gambar miliknya..minta di nilai. Anak-anak yang lain sibuk mewarnai gambarnya. Aku takjub ketika gadis kecil yang mempunyai paras cantik itu menyerahkan gambar miliknya kepadaku. “Kak..ini buat kakak..” melihat hal tersebut, temannya juga tidak mau kalah, “Iya kak. Ini buat kak juga”
Aku terdiam, dan sangat terharu sekali. Ku rangkul dan ku ciumi pipinya.
Gambar itu masih tersimpan rapi sampai sa'at ini. 

Usai mengajar. Aku langsung pamitan, “Ini bunga, seadanya..maksih bnyak ya..” kak kartika memberiku sejumlah uang. Aku kaget minta ampun. Baru pertama kalinya aku mengajar lalu… yang aku gak tahu sebelumnya. Aku sangat bersyukur kepada Allah atas nikmat rezeki yang di berikan-Nya.
Sungguh, aku iri sekali dengan mereka, kak Mimin, kak Kartika, akh steo, kak Rani. Kemuliaan suatu ilmu terkait pada apa yang dipelajari dan diajarkan. Dan Al-qur’anadalah firman Allah yang sangat mulia, yang berasal dari Allah Yang maha mulia. Karena itu mempelajari dan mengajarkannya adalah perbuatan yang sangat mulia. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar